Senin, 20 Agustus 2007

BIOGRAFI KUNARTO [KAPOLRI 11]

Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani
Polisi hendaknya profesional, berwibawa dan dicintai masyarakat. Itulah kebijakan yang sempat dikemukakan Kapolri Kunarto. Memang bagi Kunarto Polri harus memberikan pengabdian kepada masyara-katnya. Dia percaya hanya dengan memberikan yang terbaiklah tugas-tugas yang dibebankan kepada Polri dapat terlaksana dengan maksimal. Itulah sebabnya moto yang dipakai sebagai Kapolri waktu itu adalah "Tekadku Pengabdian Terbaik" dan "Senyummu adalah Suksesku".
Kunarto lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1940. Sejak masih di bangku SD dia sudah bercita-cita menjadi polisi. Sehingga, begitu tamat SLTA (1961), dia langsung melamar menjadi polisi. Sesudah itu pada tahun 1961, Kunarto masuk PTIK Angkatan IX dan rampung pada 1970. Latar belakang pendidikan tinggi kepolisian ditambah dengan potensi yang ada pada dirinya membuat karirnya terus menanjak. Sebab, setelah menamatkan PTIK, dia langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970).
Selama tahun 1971 sampai tahun 1973, dia dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975). Pada tahun inilah dia mengikuti pendidikan di Seskopol, yang kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979). Pada tahap akhir jabatannya di Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabu-ngan ABRI (Seskogab). Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, yang kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda Sumatera Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Kunarto pun menjadi semakin matang dalam memimpin para anggotanya.
Setelah 11 bulan menjadi Kapolda Nusra, pada 1990 diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI. Akhir-nya, persis pada tanggal 20 Februari 1991, Kunarto, yang waktu itu berpangkat Letjen, dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri, di Istana Negara. Selanjutnya, pada 27 Februari 1991 pagi, dilangsungkan serah terima jabatan Kapolri dari Jenderal Polisi Drs Sanoesi kepada Letjen Polisi Drs Kunarto. Masa kepemimpinan Kunarto, dinamika masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai kemajuan sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan nasional.
Memang, selain memberikan sumbangan positif, kemajuan itu juga memiliki dampak yang antara lain berupa semakin meningkatnya kualitas kejahatan. Dan, inilah tantangan Polri, yang telah diantisipasi Kapolri Kunarto dengan cara meng-gelar berbagai pertemuan, studi dan pengkajian serta serangkaian operasi strategis kepolisian. Hasilnya memang cukup mengesankan, kondisi dan situasi Kamtibmas selama kepemimpinan Kunarto, terutama terhadap berbagai peristiwa kejahatan kontemporer, tetap bisa ditanggulangi oleh aparat Polri.
Pada tahun 1967, Kunarto menyunting gadis sedesanyayang bernama Warsiyah. Pasangan Kunarto-Warsiyah dikaruniai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Rino Adi Kuswaryono dan Hariadi Kuswaryono. Kunarto sendiri, sekarang ini tetap mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk mengemban tugas sebagai Wakil Ketua BPKP, yang kini jabatan ketuanya dipegang oleh J.B. Sumarlin. Sedangkan dalam dunia keolahragaan, Kunarto pun masih aktif menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI)

1 komentar:

Echo mengatakan...

biografi yang ada tampilkan ini sebenarnya bagus, tapi yang menjadi pertanyaan saya kenapa yang tercantum hanya biografi para Kapolri saja, mengapa tidak memunculkan biografi semacam kapten, sersan, toh mereka juga bisa berprestasi, apakah ini yang dinamakan adil????? toh tanpa kapten, sersan, kopral dan lain sebagainya, mereka belum tentu bisa menjadi Kapolri ???